Apa-apa yang menurut kita baik untuk diri kita saat ini, belum tentu baik menurut Allah. Kenapa? Jelas, Allah MahaMengetahui, mengetahui yang terbaik bagi setiap hambaNya. Maka....berkaca adalah jawaban dari segala keresahan yang dirasakan, sudah sebanyak apa usaha diri untuk semakin dekat denganNya, apa diri sudah pantas menerima jutaan nikmatNya, apa diri semakin menggantungkan segala sesuatu hanya kepadaNya, atau...... jangan-jangan selama ini sekadar ingin sesuatu dan menuntut tanpa sadar kalau ternyata shalat saja "ditenang-tenang", tadarus di waktu luang, tholabul ilmi kadang-kadang. Ya pantas....."kamu harus banyak berkaca!", katanya di depan kaca.
Untuk Deikha Pramudia Dwipoetra
by
Nid!
- 3:32 PM
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu'alaikum Kang Dika, Imamnya Nida.
Alhamdulillah 'alladzi bini'matihi tatimushshaalihat, Segala Puji bagi Allah yang dengan nikmatNya segala amal shalih menjadi sempurna. Alhamdulillahirabbil'alamin, Allah izinkan Nida untuk menemani Kang Dika sampai saat ini, insyaaAllah sampai nanti berkumpul lagi di surga aamiin. Impian Nida cuma satu, ingin bertemu lagi dan berkumpul lagi di surga dengan orang-orang yang Nida sayang, Kang Dika, orangtua, anak-anak, sahabat-sahabat Nida dan Kang Dika. Semoga Allah izinkan untuk bisa bertemu dan berkumpul lagi di sana ya kang aamiin.
Jazakallah Khair, Semoga Allah membalas kebaikan Kang Dika yang selama ini sabar menghadapi Nida, yang bisa menerima Nida dan Keluarga, yang selalu membuat Nida tenang, yang selalu membantu Nida, yang selalu memaklumi ketidakmampuan Nida dalam melayani Kang Dika. Jazakallah khair wa barakallah fiik.
Semoga sisa usianya Allah berkahi, bertambah kebaikan untuk Kang Dika, semakin menebar manfaat di buminya Allah, dan semoga Allah izinkan Nida untuk terus membersamai Kang Dika sampai salah satu dari kita Allah panggil duluan aamiin. Seorang istri akan bersama suaminya yang terakhir di surga, Nida ingin nanti di surga bersama Kang Dika. Sehat selalu yang kang, dimudahkan dikuatkan dalam menjemput rezekinya, pekerjaannya, hajat-hajatnya. Semoga Allah jaga pandangan, hati, pendengaran, dan ucapan Kang Dika kemanapun kaki Kang Dika melangkah. Dan....ini ada beberapa kalimat yang Nida susun untuk Kang Dika dari jauh-jauh hari, tepatnya Sebuah Do'a untuk Imamnya Nida.
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillah 'alladzi bini'mathi tathimushshaalihat.
Semoga Allah kuatkan langkahnya,
Allah berkahi setiap langkahnya,
Senantiasa Allah jaga langkah demi langkahnya.
Barakallah, selamat memanfaatkan sisa-sisa usia di buminya Allah.
Dari Nida.... Untuk Deikha
1 Bulan Setelah Qabiltu
by
Nid!
- 2:26 AM
Bismillahirrahmaanirraahiim.
Alhamdulillah udah 1 bulan menjalani peran sebagai istri rumah tangga yang bekerja 😁 Setelah menjalani peran baru ini, rasanya ngga jauh beda seperti ketika masih belum menikah tapiii....Alhamdulillah serunyaa MasyaAllah. Banyak kejadian-kejadian yang hampir setiap harinya ada aja yang bikin ketawa-ketawa. Eits menikah itu ngga selalu penuh dengan hal-hal romantis yang manis-manis semacam pacaran, ada juga hal-hal yang membuat diri jadi lebih dewasa dan mandiri. Kalau ditanya kesan setelah 1 bulan hidup bersama suamik, jawabannya nikmat MasyaAllah. Semuanya jadi pahala, senyumnya, bercandanya, ketika saling memandang, MasyaAllah. Alhamdulillah 1 bulan ini ngga ada saling ngambek karena hal apapun, kalau gemes-gemes sedikit pasti ada, kaget-kaget sedikit sama kebiasaan pasangan pasti ada jugaa, masih dalam batas aman.
Yang jadi catatan setelah 1 bulan menikah adalah mencari pola mencuci baju, menyetrika, beres-beres rumah, menu makanan, me time, dan quality time sama pasangan. Sebenarnya sampai hari ini masih belum menemukan pola yang pas untuk kami berdua, karena setiap harinya kami sama sama bekerja di luar rumah. InsyaAllah, kami berdua mau membuat gantchart rumah tangga istilahnya. Isinya timeline pekerjaan rumah dan setiap pekerjaannya boleh dilakukan oleh siapa. Kata beliau, dalam menikah itu harus ada kerja sama, bukan hanya istri yang cape sendiri ngerjain ini itu, meskipun istrinya ini terkadang masih keukeuh bilang mampu bisa ngerjain ini itu. Eh pada akhirnya jadi ribet sendiri 😆😂 Alhamdulillah beliau sangat kooperatif dalam tugas rumah tangga, malah terbilang sangat kooperatif. Salah satu dari sikap kooperatifnya adalah menawarkan bantuan untuk mencuci baju yang sudah menumpuk 1 minggu. Ngga kaget gimana, kok mau maunya...kan itu pasti bisa buat beliau cape dan kenyataannya beneran beliau kerjakan. Selain itu, istrinya ini jadi alergi sama cengek, setiap masak dan mengiris cengek, tangannya langsung merah-merah gatal. Alhasil beliau bilang "kalau mau iris cengek sama aku aja ya biar tangannya ngga panas dan gatal". Baik, gagal ke sekian. Ada satu kejadian yang bisa dibilang paling "errrr" sekali buat saya, ketika suamik mau makan malam dengan soto ayam yang masih panas, istrinya ini ceroboh, menuangkan sotonya ke atas mangkok yang dipegang tangan dan posisinya di atas wastafel cuci piring. Dan.... byarrr, tumpah ke wastafel, soto ayam yang panas itu hanya tersisa sedikit sekali di mangkok 😂😢 kemudian beliau kaget karena saya bilang "Kang...tumpah panas". Beliau sigap, yang pertama kali dipastikan adalah jari istrinya yang kena kuah soto ayam. Saya kira, beliau akan marah dan sedikit cemberut dan ternyata cuma bilang "ngga apa-apa biar aku yang bersihin". Seketika merasa gagal kesekian ratus kalinya. Hikmahnya, kami jadi makan sepiring berdua untuk mengobati soto ayam yang tumpah. Kadang merasa ngga bisa melayani dengan baik, masih menuju ke tahap menjadi istri yang mandiri dan tangguh 😂 Setiap merasa gagal melayani suamik, beliau selalu bilang kalau beliau ngga mencari tukang cuci, tukang masak, atau bersih-bersih, beliau cuma butuh istri yang selalu siap mendampingi. Istrinya cuma bisa diam dengar beliau bilang begitu. Terharu. Jadi dari 1 bulan menikah ini, saya dapat pesan dari beliau kalau menikah itu harus kerja sama, saling bantu, saling menguatkan, ngga harus sempurna yang penting ikhlas mengerjakannya. Dan....untuk teman-teman yang belum menikah, ayo manfaatkan waktu luangnya dengan diisi hal-hal positif yang disukai, belajar manajemen waktu, dan belajar masak (ini pesan untuk yang nulis kayaknya haha). Semoga ada hal-hal baik yang bisa diambil dari cerita new buibuk lyfe.
Alhamdulillah 'alladzi bini'matihi tatimushshaalihat. Semoga Allah selalu berkahi dalam setiap keadaan, susah maupun senang, dalam setiap langkah kaki kami kemanapun kami melangkah. Semoga Allah jaga mawaddah dan rahmah ini hingga berkumpul lagi di surgaNya dan semoga Allah memberikan sakinah dalam pernikahan kami aamiin. Perjalanan menuju ke tempat paling indah masih panjang, insyaAllah, Mari bersemangat Deikha Pramudia Dwipoetra! 💪 Jazakallah khair sudah memilih Nida sebagai istri, sahabat, dan adik yang terkadang masih semacam anak-anak yang rewel. Semoga selalu Allah jaga setiap detiknya, langkahnya aamiin.
03.37 p.m
Di atas meja kerja
Nguap-nguap
Menuju Akad dan Walimatul 'Ursy - Deikha's Vers.
by
Nid!
- 9:25 AM
Hai para pembaca setia blognya
nida (p e m b a c a) haha. Perkenalkan saya Deikha. Tulisan ini disusun 19 Mei
2019 (H-48 menuju akad nikah dengan
pemilik blog ini, insyaaAllah aamiin allahumma aamiin). Dan baru terbit setelah
kami halal. *Re: (penulis = pemilik blog ini = calon istri)
Seperti postingan sebelumnya
penulis sharing pengalaman mengenai
persiapan menuju pernikahan. Jadi sebelum postingan itu terbit, penulis meminta izin unuk berbagi persiapan ini di blog miliknya. Eh terus penulis menawarkan saya untuk berbagi juga di blog
nya. Baiklah, dengan senang hati saya juga akan berbagi persiapan menuju
pernikahan dari persepsi laki-laki. Tapi omat yaa, niatnya sharing berbagi pengalaman, jangan baper ataupun hasad. Semoga
tulisan ini bisa membantu teman-teman yang akan atau berniat untuk menikah.
Markimul, mari kita mulai.
Hari Jum’at, hari pertama saya
ketemu penulis. Jadi singkat cerita kami bertemu di kantor tempat saya bekerja
dan penulis PKL di tempat saya, meskipun beda department. Hari itu seperti biasa kami ada senam singkat seluruh deparment, kalau ada orang baru, sudah
otomatis akan diminta mengenalkan dirinya di hadapan puluhan orang. Termasuk
penulis. Daan ternyata satu almamater di politeknik haha. Kami bertemu hanya
berpapasan dan ngobrol seperlunya tapi sebagai kakak tingkat yang baik, wajib dong menanyakan kabar dan membantu adik
kelasnya. Jadi kalau ketemu yang ditanya adalah “gimana pklnya betah” “pkl
sampai kapan, ada kesulitan ga”, ya pokoknya ngobrol seputar pkl, kuliah dan
pekerjaan. Sampai akhirnya penulis selesai PKL nya dan ga ketemu lagi….
Entah kenapa jadi kepikiran,
akhirnya setelah sempet follow di Instagram
sejak penulis pkl, H+3 lebaran penulis bikin survey gitu, ngasih pertanyaan
beli buku online yang bagus dimana,
kemudian saya jawab dan kami berlanjut ngobrol-ngobrol di direct message IG. Singkat cerita saya cerita ke mama kalau ada
perempuan baik yang ingin saya nikahi, setelah cerita mama pun kaget. Belum
kenal, ngobrol pun jarang, mau ngajak nikah. Apa ga kaget nanti perempuannya?
Haha. Akhirnya mama minta saya untuk mengenal dulu perempuan dan keluarganya.
Ko bisa saya seyakin itu sama penulis? Waktu PKL, kita selalu papasan di mushola.
Buat saya, selama seseorang bisa sholat tepat pada waktunya, itu sudah
menunjukan ketaatannya sama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tapi … ko bisa
seyakin itu hanya karena lihat sholat tepat waktu? Kalau kita bisa yakin dan
percaya kalau dia baik, insyaaAllah dia akan baik, terlepas jika dalam waktunya
ternyata dia punya kebiasaan yang kurang baik, kita akan menerima pilihan itu.
Sampai akhirnya saya putuskan
untuk istikharah dan menyampaikan niat baik saya sesegera mungkin. Dengan
segenap tenaga dan keberanian saya sampaikan melalui direct message di instagram, cemen
bet ya haha. Takut? Pasti. Tapi kalau ga disampaikan sesegera mungkin,
takutnya malah jadi beda persepsi, dan malah jadi abang-abang gombal kan bahaya.
Sabtu Shubuh, 18 Agustus 2018 akhirnya saya sampaikan niat baik ke penulis.
Bermodalkan laa haula walaa quwwata illa
billah, saya pasrahkan apapun jawabannya. Sampai kurang lebih 2 minggu
penulis ngasih jawabannya dan minta ke rumah untuk ketemu orang tua. Pertanyaan
yang sama, takut? Pasti. Entah apa yang mau diobrolin, apa yang mau ditanya
sama orang tuanya, takut tiba-tiba salah jawab. Sepanjang jalan menuju rumah
terus dzikir, minta dimudahkan lisannya sama Allah. Sempet dapet pesan dari
teman dekat saya “jadi diri sendiri aja, jangan dilebih-lebihkan jangan
dikurang-kurangkan, nanti kamu sendiri yang akan pusing”. Alhamdulillah
pertemuan berjalan lancar. Setelah itu ikut wisuda penulis, ketemu keluarga
besarnya, sampai saya ajak mama ketemu penulis dan keluarganya. Kemudian kami
memutuskan untuk khitbah di 16 Desember 2018.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebelum khitbah, kami sepakat
untuk diskusi mengenai visi misi, keuangan pra nikah, dan budgeting
untuk akad dan walimah. Ko ribet ya mesti diskusi segala?
Nikah ya nikah aja kan, untuk apa visi misi? Untuk apa keuangan pra nikah?
Bukannya cukup dengan “uang istri adalah uang istri, uang suami adalah uang
istri”?
Itulah pentingnya ilmu
teman-teman. Alhamdulillah dari awal kami sepakat dalam banyak hal, kami selalu
sharing dari hal penting sampai hal
receh. Masih ingat sharing pertama
kami adalah tentang komunikasi dan dapat referensi dari akun Youtube Strong
From Home punya Kang Ulum dan Teh Febri, mengenai 6 tips berkomunikasi
dengan pasangan. Dari situ kami banyak sekali belajar dan makin semangat
cari-cari bekal ilmu sebelum nantinya hidup berdua. Mulai dari bagaimana cara walimah,
hak dan kewajiban suami dan istri, bagaimana mengatasi konflik dan banyak hal
mengenai bagaimana mengenal pasangan. Memang, semua itu hanya teori, praktiknya?
Wallahua’lam apakah bisa sesuai dengan yang kami pelajari atau tidak. Tapi
setidaknya, masing-masing dari kami sudah mengetahui jalan mana yang harus kami
ambil jika terjadi sesuatu yang kurang baik.
Kembali ke visi dan misi. Kami dapat referensi dari Kang Ulum dan Teh Febri,
13 pertanyaan, kami diskusi sejujur-jujurnya sesuai pandangan kami masing-masing,
kalau ada yang berbeda ya didiskusikan solusinya seperti apa. Mulai dari makna
kekayaan, pengeluaran perbulan, ada tanggungan atau engga, sampai kita punya
hutang atau tidak. Intinya kita harus terbuka, harus jujur sama pasangan, sehingga
tidak akan memicu konflik. Selain menyamakan visi misi, kami selalu berdiskusi
ketika ada suatu kasus dalam kegiatan sehari-hari. Dari situ kita bisa tahu
pandangan dari masing-masing pasangan terhadap kasus tersebut dan tentu
pandangan dalam menyelesaikan konfliknya seperti apa.
Keuangan pra nikah. Ini kami bahas bersamaan dengan visi misi,
seperti apa nanti kami menabung, bagaimana mengatur arus kas, berapa nilai
pengeluaran dan pemasukan. Detail, sedetail mungkin dan harus keluar angka,
agar masing-masing pasangan bisa tahu bagaimana nanti mengatur keuangan. Gengsi bahas uang? Pasti. Apalagi kami belum
lama kenal dan saya harus bahas pendapatan saya berapa, gimana cara saya ngatur
keuangan, salah sedikit malu kan, gengsi, takut ada pemikiran “oh segitu” dan
bisa bahaya kalau lebih besar pendapatan calon, walaa bisa turun derajat
sebagai pria sejati kan. Sedikit tips dari saya, sing penting komunikasi bosku.
Sebelum kami bahas ini, saya bilang kalau saya akan jujur sejujur-jujurnya,
maaf kalau misal ternyata keluar angka yang jauh diluar ekspektasi penulis,
baik itu tabungan maupun pendapatan. Alhamdulillah penulis bisa nerimo. Nah ini pentingnya bahas visi
misi di awal, kita bisa tau pandangan pasangan kita mengenai kekayaan, kalau
misalkan tidak sama kan masih bisa didiskusikan sebelum kita sebut angka
nominal pendapatan kita.
Budgeting. Setelah sensitif bahas keuangan, penghasilan, hutang,
ini tidak kalah pentingnya. Berapa nominal budget
yang mau kita keluarkan untuk acara akad dan walimahan. Seberapa ikhlas biaya
yang mau kita keluarkan untuk perayaan yang bisa dibilang kurang dari 12 jam.
Memang, kita sebagai pasangan anak muda (ciee muda banget nih?) kita pasti
ingin yang sederhana saja, yang penting khidmat, keluarga dan teman dekat saja
yang hadir. Tapi ingat Esmeralda, acara akad dan walimahan ini bukan hanya
acara aku dan kamu, tapi acara keluarga aku dan keluarga kamu, jadi
berdiskusilah dengan keluarga, salah salah penyampaian bisa sensitif. Akan ada
banyak saran yang mungkin bisa membuat kamu bingung, tapi selama kamu bisa
mengkomunikasikannya semua akan baik-baik saja. Kami sepakat, selama itu tidak
melanggar syariat dan selama tujuannya ingin menyenangkan orang tua, ya ga
masalah. Tapi tetap sebelum bahas ini, yang penting adalah ilmu, jangan sampai
kita pengen A pengen B, tapi kita gatau makna dari acara tersebut itu apa.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alhamdulillah, saya kenal penulis
belum lama, belum kenal sepenuhnya, tapi dalam beberapa hal kami selalu
sepakat, melalui diskusi yang sangat cepat. Kami ga pernah menyangka sudah
jalan sejauh ini dengan orang yang bisa dibilang “bukan kita banget”. Penulis
lebih kalem dan pemalu, saya ga ada kalem-kalemnya dan cenderung gatau malu.
Penulis sulit dekat dengan orang baru, saya ketemu sama orang baru kenal 2
menit aja berasa kenal udah 2 tahun. Selain itu juga banyak sekali perbedaan
kami, Alhamdulillah Allah condongkan hati kami, Allah lembutkan hati kami,
sehingga setiap kami merasakan perbedaan, masing-masing dari kami tidak pernah
mempermasalahkan, bahkan lebih cenderung menerima. Salah satu hal yang mungkin
bisa membuat kami seperti ini adalah ilmu. Kami sering berbagi link youtube
yang membahas banyak hal, mulai dari cara mengenal pasangan, cara komunikasi
yang benar dengan pasangan, menyikapi perbedaan, kajian-kajian baik mengenai
membangun rumah tangga yang sesuai sunnah maupun mengenai ilmu-ilmu agama yang
lain. Selama tujuannya sama, perbedaan sebesar apapun, insyaaAllah bisa kami hadapi. Hal ini membuat kami mulai belajar, menyamakan langkah, menyelaraskan
pikiran sehingga kami berdua bisa menentukan dan melangkah searah, agar selalu beriringan
bersama-sama hingga ke surgaNya.
Kami juga sering berbagi buku,
kenapa harus buku? Karena kita bisa melihat sudut pandang dari pembaca. Mulai
dari menentukan arah, sabtu bersama bapak, melangkah searah. Setelah kami membaca buku, akan muncul godaan-godaan keraguan dari syaitan. “wah ternyata menikah itu seperti ini ya” “saya sanggup
ga ya menafkahi istri saya nanti” “sanggup ga ya jadi imam yang baik, jadi
teladan yang baik untuk keluarga”. Tapi
tenang Ferguso, godaan-godaan itu akan membuat kamu semakin kuat, karena dengan
munculnya godaan itu kamu akan semakin sering membaca buku, cari-cari referensi
menjadi suami yang baik itu seperti apa, jadi bukannya malah jadi down, tapi akan membuat kamu semakin
kuat dan siap untuk menjadi suami serta imam yang baik untuk keluarga. Tipsnya
adalah, jangan pernah baca buku atau artikel yang membuat ekspektasi kamu
terhadap pasangan melambung tinggi. Misal, laki-laki baca artikel mengenai
istri terbaik, istri sholehah, kewajiban istri tapi ga baca hak nya istri,
begitupun sebaliknya, jangan pernah ya. Cukup perbaiki dirimu sendiri, karena
istri kamu nanti bukan bidadari yang penuh dengan kesempurnaan, dan suami kamu
nanti bukan malaikat yang hebat. Luaskan sabarmu, kuatkan pribadimu, karena
yang akan terjadi di depan nanti bukanlah 1 atau 2 tahun, seumur hidup kamu
akan selalu dengan pasangan yang telah kamu pilih. Mengenalnya adalah seumur
hidup, bersamanya sehidup semati, hingga bertemu disurgaNya aamiin allahumma
aamiin.
Intinya kembali ke niat. Niatkan
untuk ibadah, ikhlas untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Persiapan akad dan
walimah ini engga mudah, tapi masih bisa teman-teman lewati. Jangan takut,
cukup yakin, lembutkan hati, dan perbanyak doa, agar Allah senantiasa
memampukan, menguatkan. Kalau kata penulis “libatkan Allah terus dalam setiap
prosesnya”. Dan ingatlah pernikahan adalah Mitsaqan Ghalidza, perjanjian yang
amat kokoh (QS An-Nisa ayat 21), jemputlah dia dengan cara yang baik, cara yang
Allah cintai. Jaga dia, rawatlah cintanya semata-mata untuk Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Mohon doanya, semoga Allah senantiasa memampukan kami, menguatkan kami
dalam merawat cinta ini. Semoga masing-masing dari kami bisa menjadi qurrata
a’yun bagi keluarga kami. Semoga Allah memberkahi kami dalam keadaan bahagia
maupun susah dan mengumpulkan kami dalam kebaikan. Aamiin allahumma aamiin.
Bismillaahirrahmaanirrahiim, semoga
niatan teman-teman yang akan menikah, Allah mampukan Allah kuatkan aamiin
allahumma aamiin. Semangaaat!
Deikha Pramudia Dwipoetra
Minggu, 19 Mei 2019
09.17
Menuju Akad dan Walimatul 'Ursy- Nida's Vers.
by
Nid!
- 7:18 PM
Tulisan kali ini kayaknya ngga akan sekaku tulisan-tulisan sebelumnya hehe.
Di tulisan ini, saya mau sharing pengalaman selama menjalani proses persiapan menuju pernikahan. Semoga temen-temen bisa ambil yang baik-baiknya dari tulisan ini dan niat saya bukan untuk manas-manasin buat cepat-cepat nikah tanpa persiapan ilmu dan lainnya atau bikin orang hasad 😂 tapi....mau ngasih tau kalau jalan menuju ke sana itu banyak tantangan dan ujian yang benar-benar mendewasakan diri. Bukan berarti mau nakut-nakutin soal nikah juga, tapi ini jadi buat kita mikir daleeem bangeet kalau persiapan menuju pernikahan bukan hanya soal kecenderungan perasaan tapi soal kesiapan mental dan kesiapan lainnya juga (ilmu, fisik, sosial, dan financial)
18 Agustus 2018, muncul sebuah direct message di Instagram yang kurang lebih pernyataannya "aku punya niat baik untuk mengkhitbah nida". Siapa yang ngga kaget ketika dihadapkan di situasi kayak gitu? Eh ini beneran? Bercanda kali, Eh kok tiba-tiba udah cerita ke orangtuanya, Eh kok udah istikharah juga. Kaget, lemes, dan percaya ngga percaya karena kita ngga pernah ketemu lagi sehabis saya selesai PKL, tiba-tiba udah bilang gitu aja. PKL? Ya! Kita satu almamater kampus tapi ketemunya di tempat PKL 😅 Yha.. pada intinya ada seseorang yang betul-betul berniat baik untuk mengkhitbah saya kemudian langsung nanya "kapan bisa ke rumah?". Makin deg! lah saya.....
Pertemuan itu terjadi, Ibuk, Ayah, saya, beliau dan mamanya beliau. Sampai pada akhirnya prosesnya mengalir begitu aja, Alhamdulillahirabbil'alamin, Allah begitu baik sekali sama saya, bisa buat saya sampai ada di titik yang sekarang.
Baik, sampai akhirnya khitbah di 16 Desember 2018. Haa! Anak bawang yang baru lulus kuliah dan baru kerja 1 bulan tiba-tiba udah ada yang khitbah terus mau nikah. Mau tau rasanya gimana? Campur aduk, dibilang bahagia iya, takut iya, bingung iya, udah macem-macem pokoknya ngga bisa saya jelaskan perasaannya gimana. Cuma bisa bersyukur, mengulang-ulang "Alhamdulillah 'alladzi bini'matihi tatimushshalihaat".
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebelum khitbah, saya dan calon diskusi buat visi misi, keuangan pra nikah, budgeting untuk akad dan walimah, harus se-terbuka mungkin, karena menurut kita ini wajib! biar sama-sama enak aja ke depannya.
Yang pertama visi dan misi. Ini penting didiskusikan, apa yang mau kita capai dalam pernikahan harus satu pandangan. Jangan sampai kita berorientasi sama akhirat tapi pasangan orientasinya sama dunia atau hal-hal lain. Kan jadinya nanti ngga sejalan. Soal misi, cara untuk mencapainya macam-macam, disesuaikan dengan tujuan dan kemampuan kita dan pasangan. Sepakati setiap misinya dengan pasangan, kalau keberatan harus bilang karena nanti ngejalaninnya bisa jadi terpaksa. Naudzubillah min dzalik.
Keuangan Pra nikah. Ini sama pentingnya, saya dan calon mendapat 13 pertanyaan mengenai keterbukaan financial yang nantinya bisa saling tanya jawab. Jawabannya otentuu harus jujur dan terbuka. Kuncinya jujur. Financial itu hal yang sangat sensitif, tapi menyikapinya harus dengan pikiran yang jernih dan ngga boleh memasang ekspektasi tinggi, biasa aja, kalem. Pasang mindsetnya harus tenang dan happy. Biar apapun jawabannya, kita bisa terima. Nah 13 pertanyaan itu, kita dapat dari website milik suami teh Febrianti Almeera. Kalau yang mau download ke 13 pertanyaan itu, bisa klik di sini. That's very helpfull! Tips dari saya (halah udah macam expert aja 😂), jawab ke 13 pertanyaan itu di kertas atau notebook masing-masing, sejujur-jujurnya, kemudian bisa dijawab satu per satu secara bergantian ketika diskusi sama calon. Kalau saya dan calon udah ditulis lebih dulu jawabannya dari jauh-jauh hari jadi ketika diskusi langsung jawab pertanyaannya. Kalau ada hal yang kurang sreg atau masih penasaran, bisa ditanyakan pada saat itu juga jadi ngga ada kecurigaan atau hal-hal yang ngga beres di pikiran kita. Nah selain itu, ambil satu kesimpulan kalau ada jawaban yang sifatnya opini, disetujui bersama. Kalau saya dan calon, di akhir diskusi selalu membuat kesimpulan dan me-review hal-hal yang udah dibahas.
Budgeting. Hehehe ini pasti paling sensitif sekali buat dibahas kan? Tapi harus didiskusikan juga, malah wajib! Semuanya berawal dari sini untuk pelaksanaan akad dan walimah. Diskusikan soal budgeting dengan orangtua juga untuk meminimalisir hal-hal yang kadang jadi miss. Dari budgeting ini, kalau saya dan calon secara pribadi ngga ngotot-ngototan harus mengeluarkan di angka sekian sekian, tapi win win solution. Diskusikan baik-baik dan tanpa emosi, kalau ada kendala cari solusi bersama. Katanya harus fokus ke solusi. Gitu...
Oh iya! Siapa yang mempersiapkan vendor, dll nya? Calon dan saya. Kita berbagi tugas, kadang dikerjakan sama-sama, soal pemilihan wedding organizer, undangan, souvenir, dan lain-lainnya. Alhamdulillah Allah mampukan dan kuatkan sampai saat ini. Bukan berarti karena kita yang mempersiapkan ini itunya, orangtua jadi ngga tau progressnya, ngga begitu. Saya dan calon biasanya lapor progress persiapan akad dan walimah ke orangtua masing-masing. Di sini pun ada tantangannya, cara mengomunikasikannya kepada orangtua. Ngga jarang berbeda pendapat, saling keukeuh ngga mau ngalah tapi selalu diingatkan lagi ngga boleh keukeuh begitu, nanti orangtua semakin menolak apa yang kita sampaikan. Solusinya sampaikan setenang mungkin, berdo'a minta pertolongan Allah agar lisan juga hati kita dan orangtua dilembutkan. Ya ngga ada yang ngga mungkin jika dengan do'a. Alhamdulillah semakin sini pandangan orangtua hampir sama, meskipun ngga 100% sama.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Oh iya, untuk teman-teman yang mau ta'aruf, ketiga poin di atas bisa dicantumkan di CV karena saya dan calon secara pribadi ngga lewat ta'aruf dengan tukar CV, jadi beliau langsung menemui orangtua saya dan dari sanalah perkenalan diri tentang beliau dan saya.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Oh iya, untuk teman-teman yang mau ta'aruf, ketiga poin di atas bisa dicantumkan di CV karena saya dan calon secara pribadi ngga lewat ta'aruf dengan tukar CV, jadi beliau langsung menemui orangtua saya dan dari sanalah perkenalan diri tentang beliau dan saya.
Alhamdulillah sejauh ini ngga ada kendala internal yang sangat sensitif, seringkali satu pemikiran dari berbagai hal. Namun, kendala eksternal selalu ada. Selalu. Iya. Alhamdulillah 'ala kulli hal, sejauh ini banyak "hal-hal" yang menjadi tantangan bagi kita yang membuat diri masing-masing menjadi semakin kuat.
Tantangan dari eksternal ini luar biasa, jadi ketika saya dan calon ada di satu titik pemikiran yang sama, terkadang dari pihak lain ada yang menginginkan sesuatu yang lain, husnudzan nya perhatian sama saya dan calon. Contoh nih ya ketika menghilangkan adat sunda, lempar bunga, dan lainnya, hal-hal itu dianggap ngga seperti walimah yang lain, ngga akan meriah, katanya. Tinggal bagaimana diri sendiri dan pasangan ambil tindakan, tentunya harus diskusi juga dengan orangtua. Kuncinya minta terus sama Allah biar hati kita dan hati orang-orang di sekitar kita dilembutkan karena dengan ngotot-ngototan ngga akan menyelesaikan kendala yang lagi dihadapi.
Selain itu, ada kekhawatiran kalau orang lain hasad dengan proses persiapan nikah yang sedang kita jalani. Padahal saya dan calon sepakat, mengerem diri untuk ngga update soal persiapan ini, ya karena itu takut timbulnya hasad dan 'ain. Jadi simpan baik-baik kebahagian yang sedang dirasakan. Serapat mungkin, bukan karena ngga mau berbagi kebahagiaan tapi tunggu sampai waktunya tiba ketika semuanya sudah jelas dan halal. Catatan juga, mengumumkan soal pernikahan itu harus karena khawatir jadi fitnah. Sebaliknya dengan khitbah.
Ada satu lagi yang paling-paling menguras pikiran, ragu sama diri sendiri. Takut ngga bisa jadi istri/ suami yang baik, takut ngga bisa menjalani peran baru sebagai istri/ suami, takut ngga bisa taat. Hal semacam itu pasti muncul. Cara menghilangkan keraguan-keraguannya dengan memperbanyak ilmu, baca buku pernikahan atau seringnya saya berdo'a lamaaaa sekaliii sampai ngantuk terus ragunya hilang. Mau sampai nangis pun silahkan, yang penting keraguan-keraguan dalam diri hilang. Katanya segala sesuatunya itu pasti bisa, asal yakin. Y a k i n dan t a w a k a l.
Sepanjang persiapan ini, akan ada saatnya diri sendiri menjadi kuat sekali karena Allah yang kuatkan, saling menguatkan dengan do'a dan support yang ngga terhitung lagi dari calon. Saling menguatkan itu memang paling tepat selain saling memahami dan melengkapi. Saya menulis ini ketika H-57 dari tanggal akad dan walimah. Perasaan takut yang tiba-tiba datang masih ada, perasaan sedih karena nanti ngga bisa ketemu orangtua setiap hari akan muncul di hari-hari yang semakin dekat ini, perasaan bahagia juga tentu ada tapi lebih tepatnya rasa deg-degan 😂
Kadang muncul pertanyaan-pertanyaan semacam "eh beneran nanti serumah sama orang yang baru nida kenal?" "eh beneran nanti tiap bangun tidur di sampingnya ada orang baru, suami nih beneran?" dipikir-pikir kenapa jadi kelewat panik, pokoknya pasang mindset tetap tenang, paniknya harus hilang. Biasanya saya suka inhale exhale tiap muncul panik semacam itu terus bilang ke diri sendiri "niatkan ibadah dan karena Allah, karena Allah".
Intinya dari semua hal yang terjadi di masa persiapan akad dan walimah ini membuat kita belajar untuk jadi pribadi yang kuat, saling menguatkan, dan menggantungkan segala sesuatunya sama Allah. Selama niat menikahnya karena Allah dan untuk ibadah, InsyaaAllah dikasih kekuatan dan dimampukan sama Allah aamiin allahumma aamiin.
Untuk yang sedang mempersiapkan pernikahan, semangattt dan banyak-banyak berdo'a dan sering-sering evaluasi diri. InsyaaAllah selama niatnya baik dan dijemput dengan cara yang baik, Allah mampukan dan kuatkan aamiin.
Sabtu, 11 Mei 2019
02.44 p.m
Di atas meja kerja
Kata Nida.....
by
Nid!
- 2:12 AM
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum.
H-2 menuju Akad dan Walimah. Bagaimana rasanya? Rasanya alhamdulillah Allah beri nikmat sampai saat ini. Rasanya.......deg-degan, senang, sedih, campur aduk. Iya.
Deg-degan, apa nanti acaranya berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Senang, Allah pertemukan pasangan secepat ini, teman sehidup yang diimpikan untuk bisa sesurga.
Sedih, Ngga ada omelan ibuk di setiap pagi, antar jemput ayah kemana-mana, makan malam bersama dibarengi guyonan yang kadang "krik krik" tapi masih bisa membuat tertawa.
InsyaaAllah lusa, arsy' Allah akan bergetar karena mitsaqan ghalidza antara Allah dan beliau. Sudah selesai tugas ayah dan ibuk untuk mendidik dan mengajar anaknya selama 24 tahun. Tanggung jawab dan ridha yang berpindah dari ayah ke beliau. Taatnya yang pertama untuk suami, selanjutnya ibuk dan ayah. Semoga Allah terus lembutkan hati ini untuk bisa taat kepada suami, agar Allah ridha, agar lebih mudah mencapai surga, berkumpul bersama orang-orang yang dicintai.
Semoga Allah kuatkan setiap langkah kaki kami, menghadapi setiap ujiannya dengan ikhlas dan tawakal. Aamiin Allahumma Aamiin.
Selamat menapaki buminya Allah bersama-sama! Semoga barakah selalu menyertai setiap detik hidup kami, keluarga kecil kami, orangtua kami aamiin.
Selamat bertemu di 7 Juli 2019, Deikha Pramudia Dwipoetra. Aamiin.
Jum'at, 5 Juli 2019
04.10 p.m
Di atas meja kerja
Ketenangan (1)
by
Nid!
- 8:19 PM
Assalamu'alaikum.
Ramadhan Mubarak. Alhamdulillah udah masuk ramadhan ke 5, Qadarullah masih ada udzur syar'i jadi belum bisa shaum sampai hari ini. Ada perasaan sedih karena ngga bisa ikut shaum dan ibadah lainnya, tapi kemudian dikirim salah satu video Ustadz Nuzul Dzikri mengenai perempuan yang haid di bulan ramadhan. Beliau menjelaskan bahwa dengan adanya perasaan sedih itu sangat wajar karena kita ngga bisa memanfaatkan waktu untuk ibadah di minggu-minggu awal ramadhan seperti orang-orang yang berpuasa. Namun yang kadang kita anggap ibadah di bulan ramadhan itu hanya shalat wajib, shaum, tarawih, padahal masih banyak peluang yang bisa kita manfaatkan di bulan ramadhan selagi ada udzur syar'i, tadarus, mendengarkan murrotal, mendengarkan kajian, sedekah, baca-baca artikel mengenai fiqh shaum atau lainnya, yang terpenting waktu kita diisi sama hal-hal yang bisa mendekatkan diri sama Allah. Pun niatnya jadikan semuanya untuk ibadah dan lillah (Ya Ghaffar... kadang suka melenceng, Ya Muqollibal Quluub Tsabit Qolbii 'alaa Diniik). Ustadz Nuzul Dzikri menjelaskan pada zaman Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam, ada yang ingin ikut berjihad bersama tapi ngga punya bekal dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bilang kalau seseorang itu akan dapat pahala yang sama dengan orang-orang yang ikut berjihad. Ini sama dengan ketika seorang perempuan ingin shaum tapi ngga bisa karena udzur syar'i dan dia taat sama perintah Allah, ngga shaum karena udzur syar'i, dia dapat pahala seperti orang-orang yang shaum dan dianggap seperti ibadah. Jadi...setelah nonton videonya, Alhamdulillah ada ketenangan dan jadi cari cara lain untuk bisa ibadah di saat haid. Semangattt 👊
Jazakallahu khair...
Untuk....
10.18 a.m
Alhamdulillah
by
Nid!
- 7:13 PM
Assalamu'alaikum..
Alhamdulillah alladzi bini'mathitatimushshaalihaat. Ngga ada kata lain selain syukur untuk setiap keadaan yang sampai saat ini dialami. Tentunya semuanya atas izin Allah, karena Allah.
Manusia yang satu ini ngga pernah menyangka akan Allah tulis kehidupannya seindah ini sejak 50.000 tahun yang lalu sebelum bumi diciptakan. Allah tempatkan di lingkaran orang-orang yang masyaAllah baik, yang bisa membuat semakin dekat dengan Allah, selalu diingatkan soal akhirat. Meskipun sampai saat ini belum bisa memberikan persembahan terbaik, ibadah yang khusyuk dan masih berusaha untuk sami'na wa atho'na, Allah masih penuh kasih sayangnya untuk manusia yang satu ini. Maka benar, nikmat mana lagi yang telah kita dustakan? Padahal untuk menghitungnya aja ngga mampu saking banyaknya. Duhai Allah, beri waktu untuk terus memperbaiki diri sampai pada saat waktunya tiba, dapat bertemu dalam keadaan baik dan melihat wajah yang selama ini diimpikan, bersama orang-orang yang dicintai. Aamiin allahumma aamiin.
9.12 a.m
Awannya bagus
2 Hal : Sabar dan Syukur
by
Nid!
- 1:09 AM
"Berjuang dalam kebaikan butuh kesabaran"
Satu pesan yang didapat dari tulisan seseorang yang lupa siapa namanya.
Jadi teringat lagi mengenai sabar dan syukur. Ketika diuji harus bersabar, ketika diberi nikmat harus bersyukur. Keduanya harus selalu diingat bahwa semuanya ada batasan, sedihnya bahagianya, ngga perlu takut, yang terpenting dijalani dengan ikhlas. Agar berkah. Ya jadi bertambah kebaikannya, mau sulit mau bahagia tetap terasa bahagia dan dapat ketenangan. Semoga selalu dikuatkan dalam setiap langkahnya untuk menghadapi "kejutan-kejutan" dariNya yang banyak hikmahnya. Aamiin Allahumma Aamiin. Bismillahirrahmaanirrahiim, Mari berjuang! 💪
untuk diri sendiri dan yang bersedia membaca
15.04 WIB
Sehabis hujan
Menjadi Sederhana
by
Nid!
- 11:17 PM
Assalamu'alaikum.
Menjadi sederhana, tidak perlu takut.
Ketika masih banyak yang ingin jadi sorotan, kamu jangan.
Menjadi sederhana, sebaik-baik keadaan.
Ketika di Yaumul Hisab, setiap orang akan ditanya apa saja yang sudah dilakukan.
Itulah sebenar-benar pertanggungjawaban.
Menjadi sederhana, salah satu bentuk penjagaan Allah.
Lepas dari rasa iri dan bersyukur atas sifat qana'ah yang Allah beri.
Menjadi sederhana, rasa khawatir akan pergi.
Karena hanya ridha Allah yang dicari.
Menjadi sederhana, bukan suatu kebanggaan.
Namun ketika diri "merasa lebih sederhana" dari yang lain, di sinilah ujian.
Merasa lebih baik dari yang lain.
Naudzubillahimindzalik.
02.15 p.m
di atas meja kerja.
"Apa kamu sudah benar-benar siap?"
Belakangan ini pertanyaan itu seringkali muncul di pikiran, tiba-tiba.
Memang benar, keyakinan harus selalu dipupuk. Oleh doa-doa.
Agar diri lebih kuat melawan sifat waswas. Dari syaitan.
Maka, amatlah penting dari awal untuk selalu melibatkan Allah dalam segala hal.
Karena kalau bukan karenaNya, saya bisa apa.
2.31 p.m
Hujannya membuat tenang.
Belakangan ini pertanyaan itu seringkali muncul di pikiran, tiba-tiba.
Memang benar, keyakinan harus selalu dipupuk. Oleh doa-doa.
Agar diri lebih kuat melawan sifat waswas. Dari syaitan.
Maka, amatlah penting dari awal untuk selalu melibatkan Allah dalam segala hal.
Karena kalau bukan karenaNya, saya bisa apa.
2.31 p.m
Hujannya membuat tenang.
Self Talk (lagi)
by
Nid!
- 6:24 PM
Assalamu'alaikum.
Alhamdulillahilladzi bini'mathi tatimushshalihaat, dengan segala kemurahanNya masih dikasih kesempatan untuk memperbaiki diri, mendidik diri yang masih banyak PR nya. Banyak hal-hal yang membuat diri semakin yakin kalau hidup ini udah Allah atur sebaik-baiknya sesuai versinya Allah. Dulu sempat ada ketakutan ngga bisa mengerjakan Tugas Akhir, ketakutan soal perpisahan dengan teman-teman, ketakutan lainnya kayak "nanti gimana?", padahal Allah udah atur sebaik mungkin, bisa jadi ketakutan-ketakutan itu bentuk ketidakyakinan atas ketetapan Allah. Bisa jadi hal yang dianggap ketakutan-ketakutan itu harusnya dijadikan kesempatan untuk boosting diri biar bisa "naik kelas". Alhamdulillah, eh semuanya terlewati dengan baik karena Allah mampukan. Iya, Allah mampukan.
Setelah melewati itu semua, timbul pertanyaan dari diri sendiri, "Kenapa harus takut sama semua ketetapan Allah?", kan ngga mungkin ketetapanNya buruk, diri sendiri aja yang kurang berhusnudzon sama Allah (lalu diam terus merinding, sadar kalau selama ini udah ngasih persembahan terbaik apa aja buat Allah......). Ibadah udah sekhusyu apa sih? Kayak Rasulullah sampai kakinya bengkak saking lama dan saking khusyunya shalat? Ngga :( Bahkan hal paling parah adalah ketika shalat aja, masih mikirin dunia. Coba fokus, udah fokus, eh kepikiran lagi dunia. Khusyu itu katanya ngga sulit kalau paham makna shalat dan bacaan setiap shalat. Makanya yang jadi PR paling urgent adalah paham makna shalat dan bacaan yang setiap 5 kali sehari kita ulang terus menerus. PR ku masih banyaaak :')
Ternyata banyak hikmah dari setiap hal yang terjadi dalam hidup, beneran.banyak.hikmah. "Jalani aja, nanti juga paham maksud Allah apa ngasih jalan yang seperti ini, nanti terharu sendiri". Yaudah selamat mendidik diri sendiri Nidaaa. Harus kuat dan selalu kuat, karena "ada Allah, ada Allah".
09.02 a.m
Di meja kerja
Sesekali lihat langit