Jadi?

by - 6:55 AM


Assalamualaikum. Alhamdulillah ‘ala kulli hal, lagi banyak diberi nikmat waktu kosong, bisa bangun lebih shubuh, bisa menyeruput susu atau teh hangat dengan lebih tenang tanpa takut kesiangan untuk pergi kuliah, durasi obrolan pagi yang lebih lama dengan ibuk ayah, dan masih banyak aktivitas yang dilakukan tanpa terburu-buru seperti dikejar waktu. Hanya satu, waktu berjalan lebih cepat dari sebelum-sebelumnya. Anak rumahan, lebih tepatnya anak kamaran (?) yang jarang sekali keluar rumah, kadang-kadang kaget liat jarum jam  sudah ada di angka  3 atau 4 sore. Tepat seperti sore tadi saat membaca salah satu buku ditemani “Adhitia Sofyan”. Kemudian jadi ingat suatu topik diskusi dengan salah satu teman saat-saat menuju sidang Tugas Akhir mengenai pertemuan dan perpisahan. Iya..semuanya soal waktu. Setiap orang memiliki zona waktunya masing-masing khususnya soal kedua hal itu, kapan seseorang bertemu dan berpisah dengan sosok yang sekarang menjadi sahabatnya, pasangannya, atau teman-temannya.
Jadi... ketika menuju sidang Tugas Akhir, seingat saya H-1 bulan, saya ngerasa waktu perpisahan sama teman-teman itu semakin dekat dan jadi melow sekali ngga seperti biasanya. Akhirnya hal itu membuat saya butuh seseorang untuk deep talk dan satu-satunya orang yang interest soal ini adalah Santi (San, makasih sudah menjadi satu-satunya orang yang ada pada saat itu dan kamu..... eksis di blog aku nih sekarang). Katanya pertemuan dan perpisahan itu hal yang pasti terjadi. Iya iya...tapi diri sendiri belum siap menghadapi soal perpisahan pada saat itu. Yha..mungkin “apasih lebay”, tapi betulan perasaan semacam itu tuh terjadi. Ngga mau sampai pisah dengan teman-teman yang selama 4 tahun bareng-bareng dan mungkin mereka bisa disebut “second home”, malah intensitas bertemunya lebih sering dibanding dengan keluarga masing-masing.
Setelah deep talk yang berkualitas dan singkat itu, saya ngambil kesimpulan kalau setiap orang yang ada di hidup kita itu semuanya lewat aja dan punya waktunya masing-masing untuk lewat, ada yang sebentar ada yang lama. Iya semuanya sekadar lewat, ngga ada yang berdiam diri karena waktu pun berjalan, ngga pernah berhenti. Kecuali ketika Allah “memberhentikan” waktu untuk kembali. Namun sekadar lewat pun pasti memberikan pelajaran yang berartti. Tujuannya apa? Biar diri jadi pribadi yang kuat dan selalu mengambil hikmah atas setiap kejadian. Jadi soal perpisahan ini bukan mempertanyakan tentang siapa yang meninggalkan terlebih dulu, tapi semuanya sama-sama berjalan, pergi dari satu checkpoint ke checkpoint selanjutnya sampai batas waktu yang Allah beri. Mulai saat itu, ngga boleh ada kata-kata “kalian/ kamu kenapa pergi ninggalin aku”, ngga boleh, karena semuanya pergi untuk “pulang”. Semoga Allah izinkan untuk bertemu dan berkumpul kembali bersama orang-orang yang kita sayangi di tempat yang diimpikan banyak orang, Surganya Allah. Aamiin.



Untuk....diri sendiri
Di atas tempat favorit (lagi)
19.22


You May Also Like

0 comments